Mungkin beberapa orang memulai ini ada yang sejak SMP. Namun mayoritas anak-anak sekolah memulainya saat SMA.
Begitu juga yang terjadi pada saya saat itu.
Berawal dari final liga Champions antara Barcelona dan Manchester United. Meskipun sejak kecil aku menyukai United namun saat itu Barcelona terlalu kuat.
Aku pun mencari orang di kelas yang mendukung MU untuk di ajak Taruhan. Dan ternyata tak ada seorangpun yang membela United.
Akhirnya aku sendiri yang memasang United walau hanya 5000. Saat aku menonton pertandingan akupun ikut sedih karna Manchester United kalah 1-3 dari Barcelona. Dan sedih juga kehilangan uang 5000.
Sejak saat itu aku seperti punya dendam untuk mengembalikan uang. Dan setiap ada pertandingan sepakbola akupun selalu taruhan entah itu liga indonesia maupun liga eropa.
Sejak sekolah kelas 11 hidupkupun di sekolahan hanya taruhan bola Menang kalah terus terjadi.
Hingga kalau melihat bola tanpa taruhan rasanya jadi tidak menarik untuku. Meski dirumah tidak pernah taruhan. Tapi kebiasaan itu berlangsung terus walau bulan suci Ramadhan.
Kebiasaan tahuranpun pernah terhenti saat aku harus bekerja keluar kota. Namun selang setengah tahun kebiasaan itu kembali terulang saat piala dunia 2014 di brazil.
Meski aku mulai dengan iseng tapi semua pertandingan selama 3hari pertama kumenangkan dengan bersih dan mendapat uang banyak aku pun senang. Namun aku bingung dengan uang haram itu.
Ramadhan 2014 membuatku ingin berubah aku ingin memperbanyak amal ibadah tak seperti Ramadhan-ramadhan sebelumnya yang ku lewati dengan berjudi dan pacaran.
Saat Ramadhan aku yang duduk sendiri dalam ruangan. Merenungi diriku yang dulu dan kupikir dari pada berjudi mending di infaqkan. Karena setelah kuhitung-hitung uang itu hanya mengalir dari yang kalah dan menang jumlahnya sama sebelum berjudi.
Setelah lebaran akupun menolak ajakan-ajakan berjudi dari temanku meski banyak celaan dari mulut mereka namun akupun tak memperdulikanya karena aku bahagia dengan hartaku saat ini.
EmoticonEmoticon